BEREPUTASI BAIK

Selamat datang di KONSORSIUM MUSLIM TRAVEL.ID 

Kebiasaan dan petunjuk Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada bulan Ramadân

Kategori : CONTENT, Ditulis pada : 24 Maret 2023, 13:19:47

grand openingmukbang Taktakan (8).png

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan suri tauladan yang sempurna bagi umat manusia, setiap tindak-tanduk serta perkataan beliau merupakan sesuatu yang keluar karna hawa nafsu melainkan atas izin Allah. Oleh sebab itu dalam menjalani ibadah di bulan ramadan maka tidak ada yang lebih pantas di tiru selain beliau. Berikut kebiasaan dan petunjuk Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada bulan Ramadân :

 

  1. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan memulai puasa kecuali jika beliau sudah benar-benar melihat hilal atau berdasarkan berita dari orang yang bisa dipercaya tentang munculnya hilal atau dengan menyempurnakan bilangan Sya’bân menjadi tiga puluh.

 

  1. Berita tentang terbitnya hilal tetap beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam terima sekalipun dari satu orang dengan catatan orang tersebut bisa dipercaya. Ini menunjukan bahwa khabar ahad bisa diterima.

 

  1. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang umatnya mengawali Ramadân dengan puasa satu atau dua hari sebelumnya kecuali puasa yang sudah terbiasa dilakukan oleh seseorang. Oleh karena itu, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang umatnya berpuasa pada hari syak (yaitu hari yang masih diragukan, apakah sudah tanggal satu Ramadan ataukah masih tanggal 30 Sya’bân-red)

 

  1. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berniat untuk melakukan puasa saat malam sebelum terbit fajar dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh umatnya untuk melakukan hal yang sama. Hukum ini hanya berlaku untuk puasa-puasa wajib, tidak untuk puasa sunat.

 

  1. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memulai puasa sampai benar-benar terlihat fajar shadiq dengan jelas. Ini dalam rangka merealisasikan firman Allâh Azza wa Jalla :

 

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ

 

“Dan makan serta minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar“. [al-Baqarah/2:187]

 

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada umatnya bahwa fajar itu ada dua macam fajar shâdiq dan kâdzib. Fajar kadzib tidak menghalangi seseorang untuk makan, minum, atau menggauli istri. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah ekstrem kepada umatnya, baik pada bulan Ramadân ataupun bulan lainnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mensyari’atkan adzan (pemberitahuan) tentang imsak.

 

  1. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

 

“Umatku senantiasa baik selama mereka menyegerakan berbuka“

 

  1. Jarak antara sahur Rasûlullâh dan iqâmah seukuran bacaan lima puluh ayat

 

  1. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki akhlak yang sangat mulia. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling mulia akhlaknya. Bagaimana tidak, akhlak beliau adalah al-Qur’ân, sebagaimana diceritakan oleh Aisyah Radhiyallahu ‘anha. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menganjurkan umatnya untuk berakhlak mulia, orang-orang yang sedang menunaikan ibadah berpuasa. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

 

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkatan dan perbuatan dusta, maka tidak membutuhkan puasanya sama sekali“.

 

  1. Rasûlullâh sangat memperhatikan muamalah yang baik dengan keluarganya. Pada bulan Ramadân, kebaikan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada keluarga semakin meningkat lagi.

 

  1. Puasa tidak menghalangi beliau untuk sekedar memberikan kecupan manis kepada para istrinya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling kuat menahan nafsunya.

 

  1. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak meninggalkan siwak, baik di bulan Ramadân maupun diluar Ramadân guna membersihkan mulutnya dan upaya meraih keridhaan Allâh Azza wa Jalla.

Referensi : https://almanhaj.or.id/3139-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam-di-bulan-ramadhan.html

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id